AROMATISASI
Pada tahun abad ke-19 banyak senyawa
yang berkaitan dengan benzena diketemukan. Senyawa-senyawa tersebut juga
mempunyai perbandingan yang kecil anatara hidrogen dengan karbon.
Senyawa-senyawa tersebut dapat dikonversi menjadi benzena atau turunan benzena
yang lain. Senyawa-senyawa yang mengandung inti benzena memiliki bau/aroma yang
enak. Senyawa-senyawa tersebut kemudian dikelompokkan dengan nama aromatik karena memiliki bau/aroma yang
enak. Meskipun benzena dan toluena merupakan senyawa yang tidak memiliki bau,
namun dikelompokkan sebagai hidrokarbon
aromatik. Senyawa-senyawa aromatik yang memiliki stabilitas yang tidak
lazim telah ditemukan sehingga pengertian “aromatik” digunakan terhadap
senyawa-senyawa yang dikaitkan dengan stabilitas ini tanpa menghiraukan aroma
yang dimiliki. senyawa aromatik biaanya didefinisikan sebagai senyawa yang sifatnya mirip dengan benzen.
Ada beberapa sifat benzen yang merupakan
karakteristik dari senyawa aromatik. Sifat-sifat tersebut antara lain :
1.
Dibandingkan dengan
alken, benzen kurang reaktif terhadap elektrofil misalnya terhadap halogen.
2.
Panas hidrogenasi
benzen 37 kkal.mol-1 lebih rendah dari yang diperkirakan seandainya
benzen berbentuk sikloheksatrien.
3.
Spektrum resonansi
magnetik inti (nuclear magnetic resonance, NMR) dari benzen dan turunannya
menunjukkan bahwa proton pada cincin benzen mengalami pengaruh medan magnet
yang lebih kuat dari pada proton yang terdapat dalam alken sederhana.
Semua atom karbon dalam
cincin benzena mempunyai sebuah orbital p
yang tidak terhibridisasi dan mengandung satu elektron. Orbital p ini tegak lurus terhadap bidang ikatan
σ benzena. Tumpang-tindih ke arah
samping orbital-orbital p menghasilkan
orbital molekul π dari enam elektron.
Sebagian dari orbital π terletak
dibawah dan sebagian lagi berada diatas bidang ikatan σ . Keenam elektron orbital p
ini meliputi keseluruh enam atom karbon dan biasa disebut dengan delokalisasi
elektron.
Teori orbital molekul dari Huckel (Huckel Molekular Orbital,MHO) berasumsi bahwa sistem π dapat ditangani secara bebas dari kerangka σ dan bahwa simtem π-lah yang paling penting dalam menentukan sifat-sifat fisik, kimiawi dan spektral dari senyawa aromatik senyawa polien. Dalam aturan Huckel dinyatakan bahwa aturan tersebut hanya berlaku untuk sistem monosiklik. Namun pada kasus tertentu , pendapat yang sama dapat pula diaplikasikan terhadap sistem polisiklik dan planar. Huckel menyatakan 4n+2 dimana n bilangan bulat maka dapat digolongkan aromatik.
Kita ambil contoh misalnya senyawa azulen, yang memiliki 10 elektron-Ï€ dan menunjukkan kearomatikan. Contoh lainnya yaitu bifenilen yang masing-masing strukturnya memiliki 6 elektron-Ï€ yang satu sama lainnya dihubungkan oleh ikatan C-C. Pada bifenilen : 4n+2=12 jadi n=2.5 sehingga bukan tergolong senyawa aromatik.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Azulen |
Bifenil |
Persyaratan untuk aromatisitas:
1. Molekul
harus siklik dan datar,
Tiap atom cincin
harus memiliki orbital pi tegak lurus pada bidang cincin
2. Biasanya
ikatan tunggal dan rangkap berselang seling.
Berdasarkan uraian dan contoh diatas timbul sebuah permasalahan yaitu bagaimana jika pada cincin benzen tersebut terdapat gugus atau atom lain selain C dan H apakah ada pengaruh terhadap perhitungan Huckelnya?
Source
:
Riswiyanto
. 2009. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Anggota
IKAPI. 2014. Kimia Organik Dasar. Yogyakarta : UGM Press.
Firdaus.
2009. Kimia Organik Fisis I. Makassar : UNHAS.
Tobing,R.L. 1989. Kimia Organik Fisik
Saya akan mencoba menjawab permasalahan saudara. Menurut saya, adanya heteroatom pada senyawa siklik akan mempengaruhi perhitungan huckel karena dengan adanya heteroatom tersebut akan mempengaruhi jumlah dari ikatan phi di dalam suatu senyawa siklik, sehingga perhitungan huckel 4n+2 pun akan dipengaruhi oleh adanya heteroatom tersebut.
BalasHapusTerima kasih atas jawaban saudara
HapusTerima kasih atas jawaban saudara
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih atas materi yang telah saudari jelaskan, sangat bermanfaat
BalasHapusBaiklah disini saya akan coba menjawab pertanyaan yang diajukan
Dimana pada cincin benzen jika atom C atau H diganti dengan atom lain maka tidak akan berpengaruh pada aturan huckel tetapi akan berpengaruh pada kearomatisannya, dimana cincin yang memiliki atom lain selain C atau H sifat keromatisannya akan berkurang karena adanya elektron bebas pada atom lain tersebut sehingga kestabilan atom tersebut berkurang dan menyebabkan kearomatisannya jg berkurang
Terima kasih atas jawaban yg telah anda berikan sangat bermaanfaat
HapusTerima kasih atas jawaban yg telah anda berikan sangat bermaanfaat
Hapusterimakasih untuk informasinya, saya akan menjawab pertanyaan yang telah saudara berikan, menurut saya apabila terdapat atom lain selain C dan H pada cincin benzene, akan menyebabkan perbedaan pada perhitungan Huckel sehingga digunakan rumus 4n+2
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMenurut saya, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara siklik dan membentuk segienam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120°. Ikatan karbon-karbon pada molekul benzena ini berada di antara ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal karena terkonjugasi. Di samping benzena dan turunannya, ada beberapa jenis senyawa lain yang menunjukkan sifat aromatik, yaitu mempunyai ketidakjenuhan tinggi dan tidak menunjukkan reaksi-reaksi seperti alkena. Sehingga jika atom atau gugus C dan H diganti akan mempengaruhi sifat dari aromatiknya. Dimana ikatan rangkap pada benzena berbeda dengan ikatan rangkap pada alkena, karena ikatan rangkap pada benzena tidak mengalami reaksi adisi. Sehingga pada perhitungan Huckel akan berbeda.
BalasHapusTerima kasih atas materi yang telah disampaikan diatas, saya akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut, menurut saya dimana dalam hal ini pada aturan huckel mengusulkan bahwa untuk menjadi aromatik suatu senyawa datar,monosiklik (satu cincin) harus memiliki elektron pi sebanyak 4n+2 dengan n adalah sebuah bilangan bulat. Menurut aturan huckel suatu cincin dengan elektron pi sebanyak 2,6,10 atau 14 dapat bersifat aromatik. Jika pada cincin benzena tersebut terdapat gugus atau atom lain selain C dan H tentu saja akan mempengaruhi kearomatisannya.
BalasHapusterimakasih atas penjelasannya
BalasHapusmateri yang disampaikan sangat bermanfaat
saya akan mencoba menjawab permasalahannya, menurut saya ini sesuai dengan aturan Huckel, dimana suatu senyawa aromatik merupan senyawa yang memiliki awan elektron yang hampir datar. hal tersebut menjadi alasannya diman apabila suatu benzen mengikat gugus lain tidak akan berpengaru tetapi dengan satu syarat yaitu awan elektronnya harus tumpang tindih dan hampir tegak lurus atau datar
terimakasih atas penjelasannya dengan adanya heterosiklik disini juga akan dilihat hasil dari aspek konsep senyawa aromatik itu sendiri dengan melihat syarat-syarat yang ada
BalasHapusMateri yang sangat menarik,
BalasHapusMenurut saya dengan adanya gugus lain dapat mempemgaruhi perhitungan huckel.karena hitungan huckel berdasarkan ikatan pinya sehingga besar kemungkinan gugus lain tersebut mempunyai ikatan pi jga
Menurut saya
BalasHapusHeteroatom akan mempengaruhi kearomatisan senyawa dimana heteroatom dapat berkontribusi memberikan sumbangan elektron phi pada cincin senyawa yang mana menyebabkan jika senyawa tidak memenuhi aturan 4n+2 maka senyawa bisa saja memenuhi aturan tersebut
Atau justru sebaliknya
Jika senyawa telah memenuhi 4n+2 dengan adanya elektron phi tambahan menyebabkan kearomatisan menghilang
Jadi ada pengaruhnya
Tetapi bersifat relatif
Sangat membantu. Terimakasih atas uraian materinya.
BalasHapusMenurut saya, tidak akan berpengaruh pada aturan huckel tetapi akan berpengaruh pada kearomatisannya, dimana cincin yang memiliki atom lain selain C atau H sifat keromatisannya akan berkurang karena adanya elektron bebas pada atom lain tersebut sehingga digunakan rumus 4n+2.